Madu Herbal Tasnim Akamor adalah Ramuan khusus yang diformulasikan dengan berbagai herbal yang sudah terkenal keampuhannya mengobati Kanker/Tumor hingga ke akarnya. Tasnim Akamor mempunyai kandungan dan senyawa aktif yang berbeda – beda sehingga bisa saling melengkapi, mendukung dan memperkuat proses pengobatan penyakit Kanker/Tumor.
“Menurunnya daya tahan tubuh PENDERITA KANKER akan menyebabkan sel – sel kanker berkembang lebih cepat dan ganas” ( Prof. DR.. Sidik – Guru Besar Emritus Universitas Padjajaran, peneliti bidang herbal yang meraih penghargaan dari Wapres, Menkes, Menristek dll..
Komposisi :
DAUN SIRSAK :
TEMU MANGGA
SARANG SEMUT
SAMBILOTO
Sumber Anti Oksidan
Meningkatkan Daya
Tahan Tubuh
Menghambat Sel Kanker/Tumor
dan Mengurangi efek kemoterapi
Sumber Anti Inflamasi/peradangan
Sumber Anti radikal bebas, Anti Virus, dan Anti Bakteri
KHASIAT :
Kandungan Tasnim Akamor dan Khasiatnya :
Daun Sirsak: Mengandung kumpulan senyawa aktif bernama Acetogenins yang ampuh melawan berbagai kanker. Keampuhannya mencapai 10.000 kali lipat daripada Kemoterapi. Prof. Soelaksono. S, Phd. Mengatakan Acetogenins menghambat ATP yang merupakan sumber energi dalam tubuh, sel kanker membutuhkan banyak energi oleh karena itu banyak membutuhkan ATP. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel merusak ATP dan menjadikan energi yang dibutuhkan sel kanker habis dan mati.
Sarang semut :Dr.Ir. Muhammad Ahkam Subroto M.App.Sc.APU : Sarang semut yang ditemukan di pedalamam Papua mengandung senyawa aktif Flavanoid dan tanim yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga ampuh mencegah sekaligus mengatasi serangan kanker dan tumor.
Penelitian juga dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arius Suwundo, Felicia Widyaputri, Marika Suwondo, dan Prenali Satmika membuktikan sarang semut mampu menghambat dan bahkan membunuh sel kanker. Selain mampu membuktikan khasiat sarang semut untuk pengobatan kanker, penelitian yang berjudul ‘Myrmecodia Peden: Alternatif Kemoterapi Kanker Payudara dengan Efek Samping Minimal’ juga berhasil mengantarkan keempat mahasiswa tersebut meraih medali emas pada Pimnas XXIV di Universitas Hasanuddin, Makassar, 19-21 Juli 2011.
Temu Mangga : Penelitian DR. Retno. S. Sudibyo, menyebutkan bahwa Temu Mangga mengandung Protein Toksis sejenis RIP yang mampu menonaktifkan Ribosume sehingga sintesa protein dalam sel terganggu yang mengakibatkan sel kanker tidak dapat berkembangbiak dan mati.
Menurut hasil penelitian American Institute Cancer Report, bahwa temu mangga mengandung RIP yang dapat menghambat dan memecah sel kanker tanpa merusak sel yang sehat dan normal.
Sambiloto : Kemampuan anti-kanker yang dimiliki Sambiloto terungkap dalam percobaan tersebut, dimana Sambiloto terbukti melawan sel kanker skuamosa dan juga sel-sel limfosit yang sudah terkena leukemia.
Penelitian lain yang dilakukan di Jepang juga melaporkan bahwa tanaman Sambiloto dapat menghentikan aktifitas sel kanker lambung. Kemudian, pada penelitian yang lain, Sambiloto juga terbukti dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Hasil penelitian lain juga menyebutkan bahwa ekstrak Sambiloto dapat menghambat tumbuh-kembangnya sel kanker payudara sehingga sangat tepat jika digunakan sebagai obat penyakit yang menjadi momok bagi kaum perempuan itu. Ya, Sambiloto memiliki kemampuan dalam menghambat proses sintesis DNA sel kanker.
KELADI TIKUS : Choo Sheen Lai dari Pusat Penelitian Obat Universitas Sains Malaysia. Ia menemukan senyawa antikanker dalam keladitikus bernama fitol. Mekanisme fitol melawan sel kanker dengan cara apoptosis. Sel kanker terlampau ’sakti’ sehingga tak pernah mati. Nah, fitol memberikan pisau tajam kepada sel kanker. Yang terjadi kemudian, sel kanker bunuh diri. Ketika itulah pasien sembuh.
Menurut dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Peni Indrayudha, “Ekstrak daun keladi tikus mengandung protein seperti Ribosom Inactivating Proteins (RIPs) yang mampu memotong rantai DNA atau RNA sehingga sanggup menonaktifkan perkembangan sel kanker.”
Peni mengikubasikan DNA plasmid dengan sejumlah protein dari ekstrak daun keladi tikus pada tahun 2005. Terbukti RIPs memotong rantai sel DNA menjadi lingkaran semu dan linier, dilihat di bawah sinar ultraviolet.